
DHUHA, DZIKIR, TAUSIAH 9 September 2022
Kandungan
Al Isra Ayat 23, Perintah untuk Berbakti pada Orang Tua
Orang
tua memiliki kedudukan yang agung dalam ajaran Islam. Berbakti kepada kedua
orang tua adalah bentuk amalan, ibadah, dan ketaatan yang mulia.
Kehidupan
kita saat ini tidak lepas dari jasa-jasa oleh orang tua. Mereka menjadi orang
pertama yang memperkenalkan kita pada kehidupan, merawat, mendidik, dan yang
lebih utama meletakkan Islam dalam jiwa kita.
Besarnya
jasa orang tua akan sangat sulit, atau bahkan tidak akan bisa, dibalas oleh
anaknya. Hal ini tergambar dalam riwayat yang berasal dari Abi Burdah, ketika
ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar
kabah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,
Sesungguhnya
diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.
Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.
Orang
itu lalu berkata, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?”
Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika
melahirkan.” Beliau lalu thawaf dan shalat dua rakaat pada maqam Ibrahim lalu
berkata, “Wahai Ibnu Abi Musa (Abu Burdah), sesungguhnya setiap dua raka’at
(pada makam Ibrahim) akan menghapuskan berbagai dosa yang diperbuat
sesudahnya.” (Dikeluarkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 11).
Perintah
untuk berbuat baik kepada kedua orang tua juga tertera dalam Alquran. Salah satu ayat yang paling terkenal terkait
perintah ini ada pada surat Al Isra ayat 23, di mana Allah Ta’ala berfirman,
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”
(QS. Al Isra ayat 23).
Dalam
artikel kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang kandungan surat Al Isra ayat 23 tentang berbakti pada orang
tua.
Kandungan Al Isra Ayat 23
Meskipun
sulit untuk membalas jasa-jasa orang tua, namun kita sebagai anak diperintahkan
untuk selalu berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Dilansir dari
rumaysho.com, bahkan dalam beberapa ayat, termasuk pada kandungan surat Al Isra
ayat 23, perintah untuk berbuat baik pada orang tua disebutkan bersama dengan
perintah mentauhidkan-Nya dan larangan berbuat syirik.
Allah
Ta’ala berfirman,
وَقَضٰى رَبّÙÙƒÙŽ اَلَّا ØªÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯Ùوْٓا
اÙلَّآ اÙÙŠÙ‘ÙŽØ§Ù‡Ù ÙˆÙŽØ¨ÙØ§Ù„Ù’ÙˆÙŽØ§Ù„ÙØ¯ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù Ø§ÙØÙ’Ø³Ù°Ù†Ù‹Ø§Û— اÙمَّا ÙŠÙŽØ¨Ù’Ù„ÙØºÙŽÙ†Ù‘ÙŽ عÙنْدَكَ
Ø§Ù„Ù’ÙƒÙØ¨ÙŽØ±ÙŽ Ø§ÙŽØÙŽØ¯ÙÙ‡Ùمَآ اَوْ ÙƒÙلٰهÙمَا Ùَلَا تَقÙلْ لَّهÙمَآ اÙÙّ٠وَّلَا
تَنْهَرْهÙمَا ÙˆÙŽÙ‚Ùلْ لَّهÙمَا قَوْلًا كَرÙيْمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra ayat
23).
Kemudian
dalam surat Al An'am ayat 151,
“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Rabbmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa.”
Selain
diperintahkan untuk berbuat baik pada orang tua, kandungan surat Al Isra ayat
23 juga melarang kita untuk mengatakan kata 'ah' dan membentak orang tua.
Imam
Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan maksud dari Al Isra ayat 23,
“Janganlah berkata ah, jika kalian melihat
sesuatu dari salah satu atau sebagian dari keduanya yang dapat menyakiti
manusia. Akan tetapi, bersabarlah dari mereka berdua. Lalu raihlah pahala
dengan bersabar pada mereka sebagaimana mereka bersabar merawatmu kala kecil.”
(Tafsir Ath-Thabari, 15:82).
Kemudian
kata 'ah' (uff) yang dimaksud dalam Al Isra ayat 23 dijelaskan oleh Ibnu Jarir
Ath-Thabari sebagai “segala bentuk perkataan keras dan perkataan jelek (pada
orang tua, pen.).” (Tafsir Ath-Thabari, 15:82).
Imam
Ibnu katsir rahimahullah berkata,
“Jangan
berkata ah, yang dimaksud adalah seringan-ringannya perkataan jelek.” (Tafsir
Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:63).
Kemudian
Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata,
“Ini
adalah bentuk menyakiti orang tua yang paling ringan, hal ini diingatkan dari
bentuk menyakiti lainnya. Maknanya adalah jangan sakiti keduanya walaupun itu
dianggap ringan.” (Tafsir As-Sa’di, hlm. 479).
Berkata
ah (uff) yang bentuknya menyakiti perasaan orang tua juga termasuk durhaka.
Imam Nawawi dalam Al-Minhaj Shahih Muslim berkata, ”‘Uququl walidain atau
durhaka kepada orang tua adalah: Segala bentuk yang menyakiti orang tua.”
Manfaat Berbakti pada Orang Tua
Dari
kandungan surat Al Isra ayat 23 yang menyebutkan perintah untuk berbakti pada
orang tua, kita dapat mengetahui manfaatnya:
Jalan Menuju Surga
Dari
Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan
pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah,
dan Ahmad).
Diberkahi Rezeki
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambahkan
rezekinya, maka berbaktilah kepada kedua orang tuanya dan jalinlah hubungan
dengan kerabatnya (silaturahim).” (HR. Ahmad).
Mendapatkan Doa Baik Orang Tua
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang
yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua kepada
anaknya.” (HR. Ibnu Majah). [ank]
https://www.merdeka.com/jabar/kandungan-al-isra-ayat-23-perintah-untuk-berbakti-pada-orang-tua-kln.html