
DHUHA, DZIKIR, TAUSIAH 3 MARET 2023
KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
Bapak Dudi Kurnia, S.Pd., M.Pd.
Sekarang kita sudah memasuki bulan Sya’ban dan sebentar lagi kita akan
memasuki bulan suci Ramadhan. Seperti seorang kekasih, selalu diharap-harap
kedatangannya. Rasanya tak ingin berpisah sekalipun cuma sedetik. Begitulah
Ramadhan seperti digambarkan sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah,
"Andaikan tiap hamba mengetahui apa yang ada dalam Ramadhan, maka ia
bakal berharap satu tahun itu puasa terus." Sesungguhnya, ada apanya
di dalam Ramadhan itu, ikutilah berikut ini:
1. Gelar taqwa
Taqwa adalah gelar tertinggi yang dapat diraih manusia sebagai hamba
Allah. Tidak ada gelar yang lebih mulia dan tinggi dari itu. Maka setiap hamba
yang telah mampu meraih gelar taqwa, ia dijamin hidupnya di surga dan diberi
kemudahan-kemudahan di dunia. Dan puasa adalah sarana untuk mendapatkan gelar
taqwa itu.
"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."
(QS al-Baqarah: 183)
2. Bulan pengampunan
Tidak ada manusia tanpa dosa, sebaik apapun dia. Sebaik-baik manusia
bukanlah yang tanpa dosa, sebab itu tidak mungkin. Manusia yang baik adalah
yang paling sedikit dosanya, lalu bertobat dan bernjanji tidak mengulangi
perbuatan dosa itu lagi. Karena dosa manusia itu setumpuk, maka Allah telah
menyediakan alat penghapus yang canggih. Itulah puasa pada bulan Ramadhan.
Beberapa hadis menyatakan demikian, salah satunya diriwayatkan Bukhari Muslim
dan Abu Dawud, "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena
keimanannya dan karena mengharap ridha Allah, maka dosa-dosa sebelumnya
diampuni."
3. Pintu surga dibuka dan neraka ditutup
"Kalau datang bulan Ramadhan terbuka pintu surga, tertutup
pintu neraka, dan setan-setan terbelenggu."(HR Muslim) Kenapa pintu
surga terbuka? Karena sedikit saja amal perbuatan yang dilakuka n, bisa
mengantar seseorang ke surga. Boleh diibaratkan, bulan puasa itu bulan obral.
Orang yang tidak membeli akan merugi. Amal sedikit saja dilipatgandakan
ganjarannya sedemikian banyak. Obral ganjaran itu untuk mendorong orang
melakukan amal-amal kebaikan di bulan Ramadhan. Dengan demikian otomatis pintu
neraka tertutup dan tidak ada lagi kesempatan buat setan menggoda manusia.
4. Pahalanya dilipatgandakan
Tidak hanya pengampunan dosa, Allah juga telah menyediakan bonus
pahala berlipat-lipat kepada siapapun yang berbuat baik pada bulan mulia ini.
Rasulullah bersabda, "Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan.
Tiap satu kebaikan sepuluh lipad gandanya hingga tujuh ratus lipat gandanya."
(HR. Bukhari Muslim).
“Bahkan amalan-amalan sunnah yang dikerjakan pada Ramadhan, pahalanya
dianggap sama dengan mengerjakana amalan wajib” (HR. Bahaiqi dan Ibnu
Khuzaimah). Maka perbanyaklah amal dan ibadah, mumpung Allah menggelar obral
pahala.
5. Turunnya Lailatul Qodar
Pada bulan Ramadhan Allah menurunkan satu malam yang sangat mulia.
Saking mulianya Allah menggambarkan malam itu nilainya lebih dari seribu bulan
(QS. al-Qadr). Dikatakan mulia, pertama lantaran malam itulah awal al-Qur'an
diturunkan. Kedua, begitu banyak anugerah Allah dijatuhkan pada malam itu.
Beberapa hadits shahih meriwayatkan malam laulatul qodar itu jatuh
pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Seperti dirawikan Imam Ahmad,
"Lailatul qadar adalah di akhir bulan Ramadhan tepatnya di sepuluhb
terakhir, malam keduapuluh satu atau duapuluh tiga atau duapuluh lima atau
duapuluh tujuh atau duapuluh sembilan atau akhir malam Ramadhan. Barangsiapa
mengerjakan qiyamullail (shalat malam) pada malam tersebut karena mengharap
ridha-Ku, maka diampuni dosanya yang lampau atau yang akan datang."
6. Meningkatkan kesehatan
Sudah banyak terbukti bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya, dengan puasa maka organ-organ pencernaan dapat istirahat. Pada hari
biasa alat-alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras. Setiap makanan yang
masuk ke dalam tubuh memerlukan proses pencernaan kurang lebih delapan jam.
Empat jam diproses di dalam lambung dan empat jam di usus kecil (ileum). Jika
malam sahur dilakukan pada pukul 04.00 pagi, berarti pukul 12 siang alat
pencernaan selesai bekerja. Dari pukul 12 siang sampai waktu berbuka, kurang
lebih selama enam jam, alat pencernaan mengalami istirahat total.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan para ahli kesehatan, ternyata dengan berpuasa sel darah putih
meningkat dengan pesat sekali. Penambahan jumlah sel darah putih secara
otomatis akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
7. Hartanya tersucikan
Setiap Muslim yang mampu pada setiap Ramadhan diwajibkan mengeluarkan
zakat. Ada dua zakat, yaitu fitrah dan maal. Zakat fitrah besarnya 2,5 kilogram
per orang berupa bahan-bahan makanan pokok. Sedangkan zakat maal besarnya 2,5
persen dari seluruh kekayaannya bila sudah mencapai batas nisab dan waktunya.
Zakat disamping dimaksudkan untuk menolong fakir miskin, juga guna mensucikan
hartanya. Harta yang telah disucikan bakal mendatangkan barakah dan
menghindarkan pemiliknya dari siksa api neraka. Harta yang barakah akan
mendatangkan ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan. Sebaliknya, harta yang
tidak barakah akan mengundang kekhawatiran dan ketidaksejahteraan.
8. Berkumpul dengan sanak keluarga
Pada tanggal 1 Syawal ummat Islam merayakan Hari Raya Idhul Fitri.
Inilah hari kemenangan setelah berperang melawan hawa nafsu dan syetan selama
bulan Ramadhan. Di Indonesia punya tradisi khusus untuk merayakan hari bahagia
itu yang disebut Lebaran. Saat itu orang ramai melakukan silahtuhrahim dan
saling memaafkan satu dengan yang lain. Termasuk kerabat-kerabat jauh datang
berkumpul. Orang-orang yang bekerja di kota-kota pulang untuk merayakan lebaran
di kampong bersama kedua orang tuanya.
Maka setiap hari Raya selalu terjadi pemandangan khas, yaitu orang
berduyun-duyun dan berjubel-jubel naik kendaraan mudik ke kampung halaman.
Silahturahim dan saling memaafkan itu menurut ajaran Islam bisa berlangsung
kapan saja. Tidak mesti pada Hari Raya. Tetapi itu juga tidak dilarang. Justru
itu momentum bagus. Mungkin, pada hari biasa kita sibuk dengan urusan
masing-masing, sehingga tidak sempat lagi menjalin hubungan dengan tetangga dan
saudara yang lain. Padahal silahturahim itu dianjurkan Islam, sebagaimana
dinyatakan hadis, "Siapa yang ingin rezekinya dibanyakkan dan umurnya
dipanjangkan, hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi!" (HR.
Bukhari)